
Sore tadi aku mengikuti kegiatan Halal bi Halal yang diadakan oleh PDNA Kota Blitar. Suka sekali, tidak hanya momentum untuk saling memaafkan, tapi juga sekaligu untuk saling berkenalan. Satu dari serangkaian acara yang cukup ‘menggugah’ hadir lewat nasihat dari Ketua PDM Kota Blitar, Bapak Lukiarto. Beliau menyampaikan pesan untuk anak perempuannya (Nasyiatul Aisyiyah) tentang perlunya kita melakukan koreksi diri, terutama di bulan Syawal ini.
Menurut beliau, bulan Syawal bukan sekadar penanda selesainya Ramadhan. Justru, Syawal adalah ujian sebenarnya. Ia adalah cermin yang merefleksikan seberapa dalam pelajaran Ramadhan berhasil tertanam di hati kita. Kalau Ramadhan dianalogikan sebagai sekolah, maka Syawal adalah saat kita mengerjakan ujiannya. Dan dari ujian itu, kita bisa tahu, berhasilkah kita memperoleh keberkahan yang dijanjikan?
Dalam penuturannya, setidaknya ada tiga ciri utama yang bisa kita jadikan tolok ukur. Pertama, hidup kita menjadi lebih tenang. Pak Lukiarto tidak menjabarkan detail, tapi tenang adalah salah satu kata yang banyak arti. Mudahnya, kita bisa lebih sabar, lebih bijak dalam menyikapi masalah, dan tidak mudah meledak-ledak dalam emosi. Kedamaian ini bukan datang dari luar, tapi dari dalam jiwa yang telah ditempa oleh Ramadhan.
Kedua, ibadah kita semakin rajin. Setelah sebulan penuh ditempa oleh rutinitas spiritual, mulai dari shalat malam, ngaji/tadarus, hingga sedekah, maka semestinya kebiasaan itu tidak hilang begitu saja. Ibadah yang konsisten adalah tanda bahwa kita benar-benar merasakan nikmatnya mendekat pada Allah. Ketiga, kepedulian sosial kita meningkat. Kita lebih ringan tangan membantu sesama, lebih peduli pada lingkungan sekitar. Dan tentunya kita semakin mudah tergerak untuk berbagi. Ramadhan bukan hanya membentuk individu yang saleh secara pribadi, tapi juga secara sosial.
Meski nasihat semacam ini bukan nasehat baru, tapi sampai kapanpun akan tetap terasa sangat relevan, khususnya bagi kita para perempuan muda Islam. Segera ambil sikap untuk gerak cepat dalam mengambil peran. Dunia hari ini membutuhkan lebih banyak perempuan yang cerdas, aktif, dan mampu memberi pengaruh positif di sekitarnya. Jangan menunggu waktu yang “sempurna”, karena waktu tidak pernah benar-benar sempurna. Kesempatan kebaikan itu harus diambil, dijemput, bahkan dikejar. Jangan ikhlas begitu saja jika peluang berbuat baik kita direbut orang lain hanya karena kita terlalu lama berpikir atau terlalu sibuk meragukan diri sendiri. Oke?
Momen Syawal adalah momentum emas untuk memperbarui semangat. Jangan biarkan semangat Ramadhan kita memudar begitu saja. Justru saat inilah saat terbaik untuk menyusun kembali langkah, menata ulang niat, dan melompat lebih tinggi dalam peran dan kontribusi. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bermanfaat. Kita tidak perlu menunggu sempurna untuk mulai. Yang perlu hanyalah niat tulus dan aksi nyata.
Koreksi diri bukan tanda bahwa kita lemah, melainkan bukti bahwa kita ingin terus tumbuh. Tidak ada manusia yang luput dari salah. Tapi setidaknya kita mau belajar dari kesalahan. Juga siap untuk terus memperbaiki dan menyelesaikan permasalahan. Di bulan Syawal ini, mari kita buka lembaran baru. Bukan hanya sekadar menuliskan rencana-rencana indah, tapi benar-benar mengeksekusinya dengan tekad kuat dan semangat pantang menyerah. Yuk, bisa yuk!
Dan untuk semua sobat perempuan muda Islam di luar sana—yang masih mencari peran, yang mungkin kadang ragu pada potensi diri sendiri, yang kadang merasa kurang pantas atau kurang mampu—yuk bareng Aini kita yakin bahwa Allah selalu menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau berjuang. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang diambil dengan sungguh-sungguh. Jangan remehkan kebaikan sekecil apapun, karena bisa jadi itu adalah jalan yang membuka seribu kebaikan lainnya.
Pesan Aini untuk diri sendiri dan kita semua, mari sama-sama jadi pribadi yang lebih damai, lebih rajin ibadah, dan lebih peduli pada sesama. Dan untuk para perempuan hebat: jangan takut bersinar, karena dunia sedang menunggu cahaya dari langkah kita.
Nasyiah yang bersimbol padi, Simbul kumpulan putri, Hidup berdiri, Rahmat Tuhanku memberi.
Insyaallah..