
Yahya Sinwar, beberapa waktu terakhir sangat menyita perhatian dunia, khususnya kaum Muslimin. Sosok ini telah lama menjadi simbol perlawanan dalam perjuangan pembebasan Palestina. Namun sosok ini lebih banyak disorot pasca menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin tertinggi Hamas (salah satu sayap militer di Palestina). Yahya Sinwar dikenal dengan sikapnya yang tegas, tidak takut meski diancam sedemikian rupa, serta berani melawan penjajahan Israel secara nyata.
Tokoh yang memiliki tatapan tajam ini lahir di Khan Younis pada tahun 1962. Sinwar telah lama terlibat dalam gerakan perlawanan Palestina sejak masih muda. Ia sempat dimasukkan ke penjara oleh Israel pada 1989. Dia harus menjalani hukuman karena dianggap terlibat dalam pembunuhan tentara Israel. Namun, pada 2011, Sinwar dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel. Hingga sejak itulah dia menjadi salah satu penggerak utama Hamas.
Keberanian Sinwar memang tak terbantahkan. Ia pernah secara terang-terangan menantang Israel untuk membunuhnya ketika perjalanan pulang setelah konferensi pers. Sikap inilah yang membuatnya dipandang sebagai seorang mujahid di mata banyak Muslimin di seluruh dunia. Namun, di balik gelar dan pujian yang diterimanya, kita tetap bisa meraup pelajaran besar untuk jiwa kita.
Perbaiki Niat untuk Dapat Gelar Terbaik
Dalam Islam, niat merupakan inti dari setiap amal. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang mujahid, alim (berilmu), dan dermawan ditempatkan di neraka Allah SWT, bukan surga-Nya” (HR. Muslim, An-Nasa’i, Imam Ahmad, dan Baihaqi). Hadits ini mengingatkan kita bahwa meskipun seseorang terlihat saleh, jika niatnya tidak murni mengharap ridha Allah SWT, amalnya tidak akan diterima.
Yahya Sinwar, yang banyak dikagumi sebagai seorang mujahid, bisa kita petik pelajarannya dengan hadits ini. Meskipun dia telah memberikan hidupnya untuk memperjuangkan Palestina, niat yang mendasari amalnya akan menjadi penentu di akhirat. Jika perjuangannya hanya bertujuan untuk mendapatkan gelar legenda dari manusia, maka itu menjadi kesia-siaan bagi dirinya. Amal yang dilandasi keinginan untuk mendapatkan pengakuan dunia justru berpotensi menjerumuskan seseorang ke neraka, seperti yang disampaikan dalam hadits tadi.
Tentu sebagai umat Muslim kita berprasangka baik terhadap sosok Yahya Sinwar. Kita meyakini bahwa perjuangannya dilandasi oleh niat tulus untuk membebaskan Baitul Maqdis dan mengharap ridha Allah SWT. Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua. Hari ini kita mudah membuat orang lain menilai kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Begitu banyak orang yang mencari gelar ‘pahlawan’, ‘dermawan’, atau ‘alim’ dari sesama manusia. Tanpa disadari bahwa pujian itu tidak akan membawa manfaat di hadapan Allah SWT. Amal kita hanya akan berarti jika niat kita murni, untuk Allah semata.
Kematian Yahya Sinwar harus menjadi cerminan bagi kita semua. Kita harus menata kembali niat-niat kita dalam setiap perbuatan. Baik itu dalam dakwah, perjuangan, atau sedekah. Jangan sampai kita terjebak dalam godaan dunia, hanya untuk mencari pujian dan pengakuan manusia. Allah SWT lah satu-satunya yang berhak menilai amal perbuatan kita, dan hanya kepada-Nya lah kita mengharap balasan terbaik.
Doa kita bersama, semoga Allah SWT memberikan gelar pahlawan sejati kepada Yahya Sinwar di akhirat. Bukan hanya di mata manusia, tetapi juga sebagai mujahid fi sabilillah yang sesungguhnya. Semoga Allah SWT juga merahmati seluruh pejuang Palestina dan para ulama yang dengan tulus memperjuangkan tanah yang diberkahi ini. Begitu juga kepada kita yang mendukung perjuangan sebagai bentuk kecintaan kepada Islam dan Masjidil Aqsha.
Mari kita terus mendukung perjuangan pembebasan Palestina, bukan hanya dengan tindakan, tetapi juga disertai dengan niat yang benar. Semoga kita semua dapat meraih ridha Allah SWT dan diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari perjuangan mulia ini. Dan pada akhirnya, biarkan Allah SWT yang memberikan gelar terbaik untuk kita setelah kita kembali kepada-Nya, sebagaimana gelar legenda yang disematkan untuk Yahya Sinwar di hati umat Muslim. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap perjuangan dan selalu mengingat bahwa tujuan akhir kita adalah Allah SWT, bukan pujian dunia.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, menerima amal-amal kita, dan membimbing hati kita untuk selalu lurus dalam niat beramal. Amin..